Oleh
JAJANG SURYANA
@rupasenirupa.blogspot.com
Membudayakan kegiatan membaca tampaknya mulai
menjadi kebijakan para pengusaha. Gejala baru yang perlu dipandang secara
positif, terutama oleh para pendidik. Perusahaan makanan dan minuman mulai
merambah dunia majalah, terutama majalah anak-anak. Melalui komik mereka
membuka wawasan, menawarkan pesan, mengaduk imajinasi anak, dan menjajakan
produk. Indonesia mengenal empat kelompok tokoh jagoan dalam komik.Kelompok
pertama, jagoan pewayanganKelompok kedua jagoan dunia jawara, dunia
persilatan Kelompok ketiga, jagoan dari dunia "primitif" pengaruh
cerita Tarzan Kelompok keempat jagoan-jagoan yang bersentuhan dengan teknologi
modern, alam angkasa, dan kesaktian
Indonesia
sangat banyak lagi memiliki tokoh
jagoan. Maraknya acara teve, terutama setelah munculnya beberapa teve swasta
dan kebolehan menggunakan antena parabola, membawa anak-anak kita kepada dunia
penuh jagoan. Mereka terlena dengan aneka kegagahan, kepintaran, dan kesaktian
para jagoan import ini. Begitu pun pada komik-komik yang beredar di Book
Store, kini lebih banyak berisi cerita jagoan yang lebih keras, kadang
juga lebih kejam dibanding film yang dilakonkan oleh manusia. Di samping
yang menggambarkan kejagoan, ada juga cerita komik yang menggambarkan tokoh
piawai dalam menyelesaikan masalah, cergas, bijak, dan rajin belajar.
Pada kenyataannya,
kecenderungan ini bisa dianggap memuat sumbangan positif dan negatif. Sumbangan
yang positif yaitu mendorong anak supaya senang membaca. Bahan bacaan, seperti
telah disebutkan, lumayan banyak yang bernilai pengetahuan umum praktis. Hal
negatif yang boleh jadi berpengaruh juga kepada anak, keinginan membeli setiap
dagangan yang ditawarkan. Mungkin karena ingin menjadi "jagoan". Mungkin
juga karena ada embel-embel hadiah yang beraneka macam.Tampaknya, melalui cara
penghargaan tersebut, diharapkan keberadaan buku-buku cerita produk dalam
negeri bisa terdongkrak, bisa bersaing dengan produk luar yang kini semakin
menggelombang. Di samping itu, kualitas garapan karya para penulis cerita
maupun para pekomik dalam negeri, masih perlu peningkatan. Lingkungan anak-anak
kini telah banyak berubah.
Dunia bermain mereka
adalah dunia cerita para jagoan. Merebaknya acara teve ke desa-desa, sejalan
dengan meningkatnya tanda kemakmuran dan kemampuan daya beli masyarakat
Indonesia pada umumnya, telah mengubah begitu banyak lingkungan anak kita. Dulu,
ketika teve dan radio masih berupa barang mewah dan langka, anak-anak masih
bisa merasakan perubahan alam. Rembulan yang purnama masih bisa dinikmati,
bahkan ditunggu-tunggu, untuk melengkapi kebahagiaan bermain di lingkungan
rumah. Musim panen di lingkungan persawahan selalu dinanti untuk bermain
layang-layang sepuasnya. Keakraban anak-anak dengan lingkungan alam kini telah
dibatasi dinding rumah. Pada siang hari, anak sulit menemukan lahan bermain
yang bebas dan aman. Pada malam hari, anak-anak lebih banyak menongkrongi acara
teve. Keakraban anak dengan alam tinggal dongeng dalam buku-buku. Itu pun telah
disusupi aneka pesan sponsor lewat para jagoan ciptaan baru. Boleh dikatakan,
kini, dunia anak adalah dunia para jagoan: jago belanja dan jago tawuran
Komentar
:
Berdasarkan keterangan
di atas yang mengatakan adanya dampak-dampak yang ditimbulkan kurangnya lahan
di alam bebas untuk bermain anak-anak. .Memang
benar, dari penjelasan di atas sudah sebagian besar terjadi dilingkungan
kita.Seperti contoh komik sudah sangat digemari oleh anak-anak.hal ini di
karenakan anak sudah tidak mau bermain di lingkungan alam bebas yang ada di
sekitarya. Dan banyak juga orang tua yang enggan memberikan izin anaknya
bermain di alam bebas, karena mencari tempat yang aman di alam bebas saat ini
sangatlah susah. Orang tua saat ini banyak yang memberikan anaknya bermain di
dalam rumah dan menberikannya pasilitas yang cukup sehingga anak-anak akan
merasa enggan untuk keluar rumah. Banyak anak-anak sekarang yang lebih senang
menghabiskan waktunya untuk berada di depan teve menonton filem jagoannya serta
membaca buku komik. Dampak yang sangat menonjol ditimbulkan dari kejadian ini
adalah, lupa akan waktu belajar, lupa akan waktu sekolah, kurang suka bergaul
dengan teman sebaya, lebih suka menyendiri, dan masih banyak dampak lain yang
ditimbulkan. Orang tua adalah pengawas, pemilah, dan sekaligus fasilitator bagi
kebutuhan eksplorasi anak. Biarkanlah anak mengurusi dunianya.Orang tua tidak
bijaksana bila turut campur menentukan isi dunia anak.Jadilah wasit yang
bertanggung jawab, yang bisa memfasilitasi lalu lintas imajinasi anak. Bukankah
ketika kita, para orang tua, masih dalam usia anak-anak, kita selalu diberi
kebebasan bermain.
Hasil Review dan
komentar dari Kadek Ayu PArtiwi (1211031021) kelas A, PGSD semester IV. Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
kerajinan tangan dan seni rupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar